Laporan Praktikum Lapang di Penangkaran Rusa

LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN SATWA LIAR DAN DINAMIKA POPULASI
“Analisis Kondisi Populasi Rusa Sambar (Cervus unicolor) di Penangkaran Mendalo”


Oleh :
Nur Apriyani Stella
D1D013052
B, V

Dosen Pengampu
Drs. Asrizal Paiman, M.Si
Novriyanti, S.Hut, M.Si
Cory Wulan, S.Hut, M.Si



JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
ABSTRAK

     Populasi Rusa Sambar (Cervus unicolor) yang kian menurun di Indonesia, dikarenakan banakna gangguan yang tejadi pada habitat alami dari Rusa tersebut. Salah satu upaya mengurangi kehilangan lebih banyak terhadap Rusa Sambar (Cervus unicolor) perlunya dilakukan kegiatan konservasi ex-situ yang salah satunya adalah penangkaran. Praktikum ini dilaksanakan di Unit Prcontohan Penangkaran Satwa Rusa Sambar (Cervus unicolor) di Desa Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Pada Penangkaran Tersebut terdapat sekitar 10 ekor Rusa Sambar (Cervus unicolor) terdiri dari 8 ekor rusa jantan dewasa, 1 ekor rusa betina dewasa dan 1 ekor rusa remaja. Kondisi kesehatan rusa yang ada pada penangkaran tersebut juga dalam keadaan yang baik, tidak terlihatnya rusa yang sakit pada penangkaran tersebut.

Kata Kunci : Rusa Sambar (Cervus unicolor), jumlah induvidu, kondisi kesehatan














PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang

 Penyebaran populasi Rusa Sambar (Cervus unicolor) di Indonesia terdapat di dua pulau besar Indonesia yaitu Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Satwa tersebut dilindungi oleh Pemerintah namun kini keberadaan nya di alam mengalami penurunan yang drastis akibat berbagai macam tekanan.  Hal tersebut dikarenakan semakin luasnya pembukaan kawasan hutan menjadi non-hutan yang menyebabkan habitat rusa sambar semakin tersedak, selain itu perburuan liar yang terus berlangsung semakin mempercepat penurunan  populasi rusa sambar di habitat alaminya.
Dalam upaya untuk mengurangi tekanan-tekanan yang terjadi pada kehidupan Rusa Sambar (Cervus unicolor) di habitat alaminya, terutama akibat perburuan liar maka perlunya ditingkatkan kegiatan-kegiatan konservasi ex-situ yang salah satu diantaranya melalui kegiatan penangkaran Rusa Sambar (Cervus unicolor). Seperti dalam undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, menyatakan bahwa pemanfaatan hidupan liar dimungkinkan dilakukan baik dalam bentuk pengkajian, penelitian dan pengembangan, penangkaran, perburuan, perdagangan, peragaan, pertukaran, budidaya tanaman obat-obatan atau pemeliharaan secara keseluruhan. Penangkaran Rusa Sambar (Cervus unicolor) merupakan awal dari usaha pemanfaatan secara menyeluruh, sebelum berkembang lebih lanjut kea rah peternakan. Dari penangkaran tersebut lah dapat dilakukan analisis berbagai kondisi populasi Rusa Sambar (Cervus unicolor) dari habitat alaminya sebelumnya sampai pada tingkat perkembangan Rusa Sambar (Cervus unicolor) yang telah di kembang biakkan dalam penangkaran.

2.      Tujuan
Tujuan dari praktikum yang dilakukan di penagkaran rusa sambar (Cervus unicolor) yaitu :
-          Mengetahui bagaimana pertumbuhan dan perkembangan dari populasi Rusa Sambar (Cervus unicolor) yang berada di penangkaran Mendalo,
-          Mengetahui perbandingan jenis kelamin dan parameter struktur umur dari populasi Rusa Sambar (Cervus unicolor) yang berada di penangkaran Mendalo,
-          Mengetahui kondisi fisik dan kesehatan dari populasi Rusa Sambar (Cervus unicolor) yang berada di penangkaran Mendalo.
TINJAUAN PUSTAKA

1.      Klasifikasi, Perilaku dan Sebaran

Rusa Sambar (Cervus unicolor) merupakan salah satu dari empat jenis rusa yang ada di Indonesia selain Rusa Timor ( Cervus timorensis), Rusa Bawean (Axis Kuhlii) dan Rusa Muntjak (Muntiacus muntjak). Saat ini terdapat kurang lebihnya ada 16 genus, 38 species dan 189 sub species rusa yang tersebar di seluruh dunia. Rusa di Indonesia tersebar mulai dari pulau Sumatera, pulau Kalimantan, Belitung, Siberut, Sipora, Nias Pulau Laut, Bangeuy, dan Blambangan.
Klasifikasi ilmiah  dari Rusa Sambar
Kingdom         : Animalia
 Filum              : Chordata
Kelas               : Mamalia
Ordo                : Artiodactyla
Famili              : Cervidae
Genus              : Cervus
Species            : Cervus unicolor
Rusa Sambar (Cervus unicolor) merupakan jenis rrusa yang memiliki ukuran badan nya paling dibandingkan dengan jenis rusa lainnya. Memiliki bulu yang agak kasar dengan warna bevariasi antara coklat, coklat-kehitaman hingga cokelat-kemerahan, berat tubuhnya berkisar antara 180 – 300 kg, betina 150 -200 kg dan pada saat lahirnya sekitar 5-8 kg. sedangkan tingginya mulai ujung kaki sampai pundak, yang jantan kurang lebih 127 cm betina 115 cm (Semiadi, 1998). Di habitat alaminya, rusa jantan lebih menyukai hidup menyendiri (solitare) sedangkan untuk yang betina membentuk kelompok keluarga dengan anggota keluarga terdiri dari hingga satu dua ekor anak-anaknya baik yang dilahirkan maupun hasil kelahiran tahun sebelumnya.
Rusa Sambar (Cervus unicolor) memiliki tubuh besar dan postur yang tinggi serta tegap, sehingga memiliki tenaga yang kuat. Untuk itu dalam menangani rusa sambar yang masih agak liar memerlukan kesabaran dan keterampilan yang tinggi. Pada saat stress atau tertekan rusa sambar (Cervus unicolor) ini akan berusaha melepaskan diri dengan cara membabi buta.
Perilaku harian rusa di alam umumnya noktural, yang artinya aktif mencari makan pada waktu gelap. Namun pada dasarnya perilaku tersebut dapat pula berubah sesuai dengan tujuan pengelolaan, walaupun sifat dasar liar di alamnya tidak dapat dikendalikan.

2.      Habitat dan Populasi

Habitat merupakan daerah yang terdiri dari beberapa kawasan, baik fisik maupun biotik sebagai tempat berlangsungnya kehidupan dan perkembangbiakan dari satwa liar. Dimana habitat alami rusa meliputi beberapa tipe vegetasi, seperti savanna sebagai sumber pakan danvegetasi hutan yang tidak terlalu rapat untuk tempat beristirahat, kawin dan untuk bersembunyi menghindari dari predator. Untuk jenis rusa sambar (Cervus unicolor) sebagian besar aktivitas nya dihutan lahan basah atau payau.
Habitat penangkaran berbeda dengan habitat alami, berdasarkan ciri habitatnya, pada habitat penangkaran terdapat peningkatan nutrisi , bertambahnya persaingan interspesifik untuk memperoleh makanan, berkurangnya pemangsaaan oleh predatot alami, berkurangnya penyakit dan parasite serta peningkatan kontak langsung dengan manusia. Dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan Rusa Sambar memiliki adaptasi yang tinggi dengan lingkungannya sehingga mudah ditangkarkan. Rusa temasuk satwa yang produktif seiap tahun dan produksi yang lebih tinggi dibandingkan satwa lainnya.








METODE PRAKTIKUM

1.      Waktu dan Lokasi

Praktikum Manajemen Satwa Liar dan Dinamika Populasi ini dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 13 febuari 2016, pukul 13.00 sampai selesai. Di lokasi Unit Percontohan Penangkaran Satwa, Desa Mendalo Darat, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

2.      Alat dan Bahan

-          Alat Tulis
-          Kamera

3.      Cara Pengambilan Data

Cara pengambilan datanya, dengan melihat dan mengamati kondisi langsung penangkaran serta melakukan wawancara langsung dengan pemelihara atau penjaga Unit Percontohan Penangkaran Satwa Rusa Sambar (Cervus unicolor) tersebut.

4.      Analisis Data

Dari hasil pengamatan dan informasi langsung dari penjaga atau pemelihara tempat penangkaran rusa sambar (Cervus unicolor) tersebut, akan didapat kan hasilnya. Hasil keseluruhan dari seluruh kelompok akan digabungkan dan dianalisis sesuai literature yang ada dengan kondisi langsung di lapangan.







HASIL DAN PEMBAHASAN

1.      Hasil Praktikum
Jumlah Rusa Sambar (Cervus unicolor) jantan ada 8 ekor dan betina ada 2 ekor, terdiri atas 9 ekor Rusa dewasa (ada 8 ekor rusa jantan dan 1 rusa betina) dan 1 ekor rusa remaja. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.1 , tang merupakan seluruh data yang didapatkan tiap kelompoknya.
Struktur umur Rusa Sambar (Cervus unicolor), untuk yang betina berkisar 8 dan 9 tahun, betina yang berumur 9 tahun sedang hamil. Sedangkan untuk umur Rusa Sambar (Cervus unicolor) jantanya berkisar 7, 11, 12, 15 dan 16 tahun.
Perbandingan kelamin (nisbah) pada Rusa Sambar yang ada di Penangkaran yaitu 8:2 atau 4:1. Pada Rusa Sambar (Cervus unicolor) jantan memiliki tanduk sedangkan pada Rusa Sambar (Cervus unicolor) betina tidak memiliki. Pada penangkaran tersebut semua Rusa nya memiliki tanduk hanya saja ada yang tanduknnya berwarna hitam dan sedikit tajam keputihan.

Tabel 1.1 Rekapitulasi pengamatan populasi Rusa di Penangkaran Mendalo
Kelompok
Dewasa
Remaja/Muda
Anakan
Jumlah
Jantan
Betina
A1
8
1
1
-           
 10
A2
8
1
1
-           
 10
A3
8
1
1
-           
 10
A4
8
1
1
-           
 10
A5
8
1
1
-           
 10
A6
8
1
1
-           
 10
A7
8
1
1
-           
 10
B1
8
1
1
-           
 10
B2
8
1
1
-           
 10
B3
8
1
1
-           
 10
B4
8
1
1
-           
 10
B5
8
1
1
-           
 10
B6
8
1
1
-           
 10
B7
8
1
1
-           
 10
Total
112
14
14
-           
 140
Rata-rata
8
1
1
-           
  10
Kondisi Rusa Sambar yang berada di Penangkaran tersebut, dari 10 ekor tersebut semuanya memiliki kondisi yang normal, walaupun ada beberapa ekor rusa yang kurus. Hanya saja sebelumnya ada beberapa Rusa yang mati akibat sakit, dan ada satu anak rusa yang mati. Dari ciri-ciri fisiknya dapat pula dilihat juga apakah rusanya sakit atau sehat. Apabila rusa tersebut gerakannya lincah, nafsu makannnya kuat dan tidak pilih-pilih makanan, sedangkan untuk rusa yang sakit biasanya rusa betinanya akan lebih memilih menyediri dan tidak nafsu makan. Dapat dilihat pada tabel 1.2
Jumlah Rusa Jantan dan Betina saat pertama kali ditangkarkan tahun 1999-2000 hanya ada 2 ekor, lalu berkembang biak hingga sampai tahun 2016 diperkirakan ada sekitar 21 ekor rusa. Tetapi yang dapat hidup hingga sekarang tahun 2016 hanya tersisa 10 ekor Rusa Sambar (Cervus unicolor) saja. Dari 10 ekor rusa tersebut, diantaranya terdapat 8 ekor rusa jantan dan 2 ekor rusa betina.
Dari tahun 2000-2016 diperkirakan ada sekitar 21 ekor rusa, tetapi sekitar 8 ekor rusa  mengalami kematian ada yang mati saat anak-anak ada juga yang mati saat dewasa karena sakit saat di penangkaran. Dan 3 ekor rusa lainnya ada pula yang dipindahkan ke Taman Rimba. Berarti ada sekitar 11 rusa yang berkurang dalam waktu 16 tahun ini.
Menurut saya, perkembangannya baik, walaupun ada sekitar 8 ekor rusa yang telah mati dari total keseluruhan jumlah yang telah ada. Dan rusa induk pertama (F0) telah mati, hanya tersisa F2 di penangkaran tersebut.








Tabel 1.2. Kondisi Kesehatan atau Kecacatan Rusa di Penangkaran Mendalo 
Kelas umur
Kesehatan
Kecacatan
Dewasa
Jantan
Kesehatan 8 ekor rusa jantan yang berada di penangkaran semuanya dalam kondisi baik. Sebelumnya memang ada beberapa rusa yang mengalami sakit lalu mati. Biasanya kondisi rusa jantan yang sehat akan cenderung agresif dan suka makan.
Tidak ada yg cacat,
Normal semua

Betina
Kesehatan 1 ekor rusa jantan yang berada di penangkaran dalam kondisi baik dan hamil. Sebelumnya memang ada beberapa rusa yang mengalami sakit lalu mati.
Tidak ada yg cacat,
Normal semua

Remaja/muda
Kesehatan 1 ekor rusa jantan yang berada di penangkaran semuanya dalam kondisi baik. Sebelumnya memang ada beberapa rusa yang mengalami sakit lalu mati.
Tidak ada yg cacat,
Normal semua

Anak
Tidak ada anak rusa yang terdapat pada penangkaran. Ada yang mati saat dilahirkan dan adapula yang mati setelah beberapa tahun, akibat sakit.
---





2.      Pembahasan

Pada bagian hasil telah dijelaskan banyak mengenai kondisi populasi Rusa Sambar yang ada di Penangkaran Mendalo. Pertama untuk jumlah Rusa yang ada dari hasil praktikum yaitu sekarang pada tahun 2016 sekitar 10 ekor. Yang pada awalnya hanya ada dua ekor saja Rusa yang ditangkarkan di penangkaran Mendalo tersebut yaitu Rusa Sambar (Cervus unicolor) jantan dan Rusa Sambar (Cervus unicolor) betina. Dalam penangkaran induk Rusa Sambar yang pertama kali masuk penangkaran disebut F0 sedangkan turunannya yang lahir di penangkaran disebut F1 untuk generasi pertama dan F2 untuk generasi kedua. Di Penangkaran Mendalo ini Rusa Sambar (Cervus unicolor) yang tersisahanya ada F2 berarti hanya ada Rusa dari generasi kedua.
Parameter struktur umur pada Rusa di penangkaran Tersebut untuk saat ini hanya terdiri dari dewasa dan remaja saja. Untuk yang anakannya beum ada lagi untuk saat ini, sebelumnya pada penagnkaran di Medalo tersebut terdapat pula anakan Rusa tapi tidak mampu betahan atau mati. Pengamatan struktur umur Rusa tersebut dapat dilihat dari segi fisik rusanya. Rusa betina dewasa umumnya memilki ukuran tubuh yang hamper serupa dengan Rusa Sambar (Cervus unicolor) jantan  dewasa.sedangkan untuk Rusa Sambar remaja memiliki kurang lebih hanya ¼ rusa dewasa.
Perbandingan untuk jenis kelamin (nisbah) di penangkaran ini juga cukup memiliki rentang perbedaan yang jauh antara Rusa jantan dengan rusa betina yaitu, 4:1. Akan terjadi kompetisi yang cukup tinggi karena perbandingan jenis kelamin tersebut pada tiap induvidu rusa jantan. Rusa betina pada musim kawinnya hanya akan tertarik pada rusa jantan yang paling kuat, karena itu lah rata-rata rusa jantan dewasa hidup solitare (menyendiri). Parameter lainnya juga dapat dilihat dari tanduk yang ada, untuk Rusa betina tidak memiliki tanduk(ceranggah), sedangkan untuk rusa jantan dewasanya memiliki tanduk(ceranggah). Ada pula perbedaan yang terlihat pada tanduk(ceranggah) di penangkaran tersebut, ada yang memiliki tanduk tajam keputihan ada pula yang hitam. Tanduk tajam keputihan tersebut, menunjukan bahwa tanduk rusa tersebut telah keras dan pertumbuhan tanduknya telah terhenti sedangkan untuk tanduk(ceranggah) yang bewarna kehitaman pertumbuhan tandunya masih berjalan.
Kondisi kesehatan 10 ekor rusa tersebut juga berada dalam kondisi yang baik. Di penangkaran tersebut Rusa Sambar (Cervus unicolor) tersebut setiap hari selalu diberikan pakan tiga kali dalam sehari. Dari data yang telah didapatkan rusa sambar yang mati dipenangkaran tersebut mengalami beberapa penyakit seperti kembung, dan mencret. Diprediksi penyakit yang timbul terhadap rusa tersebut akibat dari factor pakan yang ada. Ciri fisik dari10 ekor itu juga tampak sehat dan gemuk tapi ada beberapa yang kurus, diperkirakan karena tingkat umur dari rusa yang satu dengan lainnya.
Kondisi mengenai perkembangan Rusa Sambar (Cervus unicolor) yang ada pada penangkaran tersebut, menurut saya sudah cukup baik. Tapi memang aka nada perbedaan yang signifikan terlihat pada rusa yang hidup di habitat alaminya dibandingkan dengan rusa yang ditangkarkan. Akan terlihat dari tingkah laku dari rusa tersebut, biasanya untuk rusa yang ditangkarkan akan lebih mudah dikendalikan walau tidak dapat sepenuhnya dihilangkan sifat liarnya. Karena setiap hari diberikan pakan, dimana alaminya rusa seharusnya mencari pakan sendiri saat dialam liar, hal tersebut ,memungkinkan berdampak pada hilangnya kelincahan dan kegesitan rusa. Dan juga tidak adanya predator yang ada pada penangkaran menjadi salah satu perbedaan perkembangan rusa tersebut di penangkaran dan di habitat alaminya.















PENUTUP

1.      Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan diatas dapat diketahui bahwa di penangkaran mendalo darat terdapat 10 ekor Rusa Sambar (Cervus unicolor). Dan perbandingan yang jenis kelamin (nisbah) pada populasi Rusa Sambar yang ada di penangkaran tersebut yaitu 4:1 , dimana empat merupakan rusa jantan dan satu merupakan rusa betina. Struktur umur yang ada pada penangkaran tersebut terdiri atas Rusa Sambar (Cervus unicolor) jantan dewasa sebanyak 8 ekor dan betina dewasa ada satu ekor dan remaja ada satu ekor. Kondisi kesehatan ke-10 ekor rusa tersebut juga cukup baik., tidak ada yan terlihat sakit. Perkembangan rusa dipenangkaran tersebut juga cuku bagus.

2.      Saran
Dalam melakukan pengamatan pada setiap praktikum sebaiknya dilakukan dengan teliti dan benar, lihat literature yang ada dan lakukan komunikasi dua arah atau ddiskusi dalam membuat pembahasan untuk laporannya.


DAFTAR PUSTAKA

Atmoko, Tri. 2007. Prospek dan Kendala Pengembangan Penangkaran Rusa Sambar (Cervus unicolor). Makalah Penunjang. Litbang Satwa Primata. Balikpapan.
Ma’aruf, Amir. 2008. Habitat dan Sebaran Rusa Sambar di Kalimantan Timur. Jurnal. Balai Penelitian Teknologi dan Konservasi Sumber Daya Alam. Balikpapan.
Sita Vina, dan Aunorohim. 2013.Tingkah Laku Makan Rusa Sambar (Cervus unicolor) dalam Konservasi Ex-Situ di Kebun Binatang Surabaya. Jurnal. Institut Teknologi Sepuluh November(ITS). Surabaya.
http://wikipedia.com , diakses tanggal 18 febuari 2016




Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh cerpen, pengalaman orang lain

Menenangkan Otak serta Pikiran

Cerita Rakyat : gunung telunjuk