LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN SATWA LIAR DAN DINAMIKA POPULASI 2


LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN SATWA LIAR DAN DINAMIKA POPULASI
“Analisis Pakan dan Pelindung (Cover dan Shelter) Rusa Sambar (Cervus unicolor) di Penangkaran Mendalo”

Oleh :
Nur Apriyani Stella
D1D013052
B, VI

Dosen Pengampu
Drs. Asrizal Paiman, M.Si
Novriyanti, S.Hut, M.Si
Cory Wulan, S.Hut, M.Si



JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
ABSTRAK

Rusa Sambar (Cervus unicolor) merupakan salah satu jenis (spesies) Rusa besar yang ada di Indonesia, penyebaran populasi Rusa Sambar ini terdapat di dua pulau besar yaitu Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. .Satwa tersebut dilindungi oleh Pemerintah berdasarkan PP no 7 tahun 1999, namun kini keberadaan nya di alam mengalami penurunan yang drastis akibat berbagai macam tekanan. Penangkaran Rusa Sambar (Cervus unicolor) merupakan awal dari usaha pemanfaatan secara menyeluruh, sebelum berkembang lebih lanjut. Kondisi pakan dan pelindung (cover dan shelter) dalam penangkaran dengan habitat aslinya akan memiliki beberapa perbedaan. untuk jenis pakan rusa sambar (Cervus unicolor) ada beberapa jenis pakan yang disukai oleh rusa tersebut salah satu contohnya yaitu rumput gajah. Dimana pakan yang disukai rusa biasanya mengandung kadar air yang cukup tinggi, sedangkan untuk jenis pakan yang berbau dan bergetah beberapa jeninya cenderung tidak disukai oleh rusa sambar di penangkaran tersebut. Untuk daya dukung pakan nya sendiri masih perlu untuk ditingkatkan terutama pada musim kemarau, biasanya akan terjadi penurunana jumlah pakan yang tersedia.  Jenis dan karakteristik pelindung disana cukup banyak salah terdiri dari beberapa pohon dan tiang didominasi oleh karet, terap, dan lainnya. Dan juga untuk cover lainnya didalma penangkaran juga dibuat pondokan berupa karantina, sebgai tempat berlindung bagi rusa tersebut.
Keyword : Rusa Sambar, Pakan, Cover, Shelter, Pengelolaan











BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Rusa Sambar (Cervus unicolor) merupakan salah satu jenis (spesies) Rusa besar yang ada di Indonesia, penyebaran populasi Rusa Sambar ini terdapat di dua pulau besar yaitu Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Satwa tersebut dilindungi oleh Pemerintah berdasarkan PP no 7 tahun 1999, namun kini keberadaan nya di alam mengalami penurunan yang drastis akibat berbagai macam tekanan. Semakin luasnya pembukaan kawasan hutan menjadi non-hutan yang menyebabkan habitat rusa sambar semakin tersedak, selain itu perburuan liar yang terus berlangsung semakin mempercepat penurunan  populasi rusa sambar di habitat alaminya.
Dalam upaya untuk mengurangi tekanan-tekanan yang terjadi pada kehidupan Rusa Sambar (Cervus unicolor) di habitat alaminya, terutama akibat perburuan liar maka perlunya ditingkatkan kegiatan-kegiatan konservasi ex-situ yang salah satu diantaranya melalui kegiatan penangkaran Rusa Sambar (Cervus unicolor). Seperti dalam undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, menyatakan bahwa pemanfaatan hidupan liar dimungkinkan dilakukan baik dalam bentuk pengkajian, penelitian dan pengembangan, penangkaran, perburuan, perdagangan, peragaan, pertukaran, budidaya tanaman obat-obatan atau pemeliharaan secara keseluruhan. Penangkaran Rusa Sambar (Cervus unicolor) merupakan awal dari usaha pemanfaatan secara menyeluruh, sebelum berkembang lebih lanjut. Kondisi pakan dan pelindung (cover dan shelter) dalam penangkaran dengan habitat aslinya akan memiliki beberapa perbedaan.

1.2.Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk :
-          Mengidentifikasikan jenis-jenis pakan Rusa Sambar
-          Mengetahui bagaimana cara pengelolaan pakan dan menganalisis daya dukung pakannya
-          Mengetahui jenis pelindung, karakteristik dan fungsi jenis pelindung dari rusa
-          Mempelajari bagaimana pengelolaan pelindung dan evaluasikan kecukpan pelindung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Rusa Sambar (Cervus unicolor)
Rusa Sambar (Cervus unicolor) merupakan salah satu dari empat jenis rusa yang ada di Indonesia selain Rusa Timor ( Cervus timorensis), Rusa Bawean (Axis Kuhlii) dan Rusa Muntjak (Muntiacus muntjak). Saat ini terdapat kurang lebihnya ada 16 genus, 38 species dan 189 sub species rusa yang tersebar di seluruh dunia. Rusa di Indonesia tersebar mulai dari pulau Sumatera, pulau Kalimantan, Belitung, Siberut, Sipora, Nias Pulau Laut, Bangeuy, dan Blambangan.
Klasifikasi ilmiah  dari Rusa Sambar
Kingdom    : Animalia
 Filum                     : Chordata
Kelas                      : Mamalia
Ordo                       : Artiodactyla
Famili                     : Cervidae
Genus                     : Cervus
Species       : Cervus unicolor
Rusa Sambar (Cervus unicolor) merupakan jenis rrusa yang memiliki ukuran badan nya paling dibandingkan dengan jenis rusa lainnya. Memiliki bulu yang agak kasar dengan warna bevariasi antara coklat, coklat-kehitaman hingga cokelat-kemerahan, berat tubuhnya berkisar antara 180 – 300 kg, betina 150 -200 kg dan pada saat lahirnya sekitar 5-8 kg. sedangkan tingginya mulai ujung kaki sampai pundak, yang jantan kurang lebih 127 cm betina 115 cm (Semiadi, 1998). Di habitat alaminya, rusa jantan lebih menyukai hidup menyendiri (solitare) sedangkan untuk yang betina membentuk kelompok keluarga dengan anggota keluarga terdiri dari hingga satu dua ekor anak-anaknya baik yang dilahirkan maupun hasil kelahiran tahun sebelumnya.
Warna bulu rusa sambar jantan umumnya coklat dengan variasi agak kehitaman (gelap) pada yang tua. Ekor rusa sambar agak pendek dan tertutup bulu Universitas Sumatera Utara yang lebih panjang dibandingkan bulu pada badan rusa. Bulu rusa Sambar kasar dan tidak terlalu rapat. Pada daerah leher bagian lateral, bulu membentuk suatu surai/malai (mane). Perubahan warna bulu dari coklat cerah menjadi lebih gelap, khususnya pada yang jantan dominan, sering terlihat bersamaan dengan masuknya pejantan ke masa aktif reproduksi (Semiadi, 2004 tidak dipublikasi).
Rusa mempunyai ranggah yang spesifik terdiri atas jaringan kartilago yang berbeda secara struktural dengan tanduk yang terdiri atas jaringan keratin. Bentuk dan struktur ranggah rusa spesifik untuk tiap spesies. Pada rusa sambar struktur ranggah terdiri atas cabang pertama yang letaknya paling bawah disebut brow tines, sedang cabang kedua dengan dua ujung masing-masing inner top tines yang terletak dibagian dalam dan outer top tines di bagian luar (Anderson, 1978).
2.2.Habitat Rusa Sambar
Habitat alami rusa terdiri atas beberapa tipe vegetasi seperti savana yang dimanfaatkan sebagai sumber pakan dan vegetasi hutan yang tidak terlalu rapat untuk tempat bernaung (istirahat), kawin dan menghindarkan diri dari predator. Hutan sampai ketinggian 2.600 m di atas permukaan laut dengan padang rumput merupakan habitat yang paling disukai oleh rusa terutama jenis Cervus timorensis, kecuali Cervus unicolor yang sebagian besar aktivitas hariannya dilakukan pada daerah payau (Garsetiasih, dan Mariana 2007).
Daerah habitat asli rusa sambar berupa daerah payau atau berair, namun dengan berkembangnya wilayah perkebunan kelapa sawit di habitat rusa sambar, ternyata rusa mampu bertahan dan terbukti dapat berkembang dengan baik (Semiadi, 2004 pengamatan pribadi). Habitat penangkaran berbeda dengan habitat alami. Berdasarkan ciri habitatnya, pada habitat penangkaran terdapat peningkatan nutrisi, bertambahnya persaingan intraspesifik untuk memperoleh makanan, berkurangnya pemangsaan oleh predator alami, berkurangnya penyakit dan parasit serta meningkatnya kontak dengan manusia (Grier dan Burk, 1992).
Pakan merupakan komponen habitat yang paling penting, ketersediaan pakan berhubungan erat dengan perubahan musim, biasanya di musim hujan pakan berlimpah sedangkan di musim kemarau pakan berkurang. Makanan pokok rusa adalah hijauan berupa daun-daunan dan rumput-rumputan yang ketersediaannya kadang-kadang terbatas terutama di penangkaran sehingga dibutuhkan pakan tambahan (Garsetiasih, dan Mariana 2007). Namun guna mencapai produksi yang maksimal, penambahan konsentrat sebagai bentuk formulasi ransum pada makanan rusa merupakan satu usaha pemenuhan kebutuhan nutrisi yang berkorelasi pada peningkatan produksi dan juga satu bentuk usaha domestikasi rusa dari segi pakannya.


BAB III
METODELOGI

3.1.Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat dalam pelaksanaan praktikum Manajemen Satwa Liar Dan Dinamika Populasi ini mengenai tentang”Analisis Pakan dan Pelindung (Cover dan Shelter) Rusa Sambar(Cervus unicolor) Di Penangkaran Rusa Mendalo Darat adalah :
Hari                 : Senin, 29 February 2016
Waktu             : Pukul 13.00  s/d selesai
Tempat            : Penangkaran Rusa Sambar(Cervus unicolor) Di Mendalo Darat Kecamatan Jambi Luar kota Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi.

3.2.Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam melaksanakan praktikum Manajemen Satwa Liar Dan Dinamika Populasi ini mengenai tentang” Analisis Pakan dan Pelindung (Cover dan Shelter) Rusa Sambar(Cervus unicolor) Di Penangkaran Rusa Mendalo Darat adalah :
•           Alat tulis
•           Camera
•           Alat perekam/handphone
•           Tali rafia
•           Meteran kain
•           Patok
•           Rusa sambar(Cervus unicolor) sebagai objek

3.3.Jenis data yang diambil

Jenis data yang diambil dalam praktikum ini yaitu pakan rusa sambar(yang mencakup jenisnya, pengelolaan,daya dukung), pelindung rusa sambar(yang mencakup jenis pelindung, fungsi jenis pelindung satwa,pengelolaan dan kecukupan pelindung satwa rusa).


3.4.Metode pengambilan data

Pengambilan data pada penangkaran rusa sambar (Cervus unicolor) dilakukan dengan cara bergerak dalam kata lain yaitu mengamati sendiri seperti pakan yang diberi oleh pengelola rusa sambar kepada satwa rusa sambar(diluar pagar). Metode lainnya yang dilakukan yaitu :
·         Inventarisasi
Menginven seluruh vegetasi baik itu pohon yang ada didalam penangkaran dengan cara membuat 4 plot yang berukuran 1 plot 50m x 50m
·         Wawancara
Melakukan tanya jawab langsung kepada pengelola rusa sambar untuk memperjelas pengamatan yang sebelumnya dilakukan perkelompok
·         Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan cara pengambilan foto/gambar rusa yang ada di dalam kandang  yang berkaitan dengan kondisi habitat, pakannya serta cover rusa sambar













BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
1.      Tabel 2.1 Jenis-jenis rumput yang terdapat di Penangkaran Rusa Mendalo
No.
Jenis rumput
Pakan/bukan
Jumlah individu pada plot ke-
total
%penutupan lahan
Tingkat Kesukaan Rusa
1
2
3
4
plot
Individu

1.
Melastoma malabathricum




4
4
4
3%
Tidak Suka
2.
Melastoma candidum


2


2
2
1,5%
Tidak Suka
3.
Ageratum conyzoides

1



1
1
0,7%
Tidak Suka
4.
Oxalis barrelieri




6
4
6
4,5%
Suka
5.
Cynodon dactylon

Banyak
1,2,3,4
Banyak
-
Suka
6.
Puring

1



1
1
0,7%
Tidak Suka
7.
Nanas hias

1



1
1
0,7%
Tidak Suka
8.
Alamanda

1



1
1
0,7%
Tidak Suka
9.
Carica papaya

1



1
1
0,7%
Suka
10.
Jambu-jambuan

1



1
1
0,7%
Tidak Suka

rimbang

1



1
1
0,7%
Tidak Suka

Cabe-cabe

14
27
-
-
1,2
41
31%
Suka

Seruni

18
-
-
-
1
18
13,7%
Tidak Suka

Kangkung-kangkungan

2
-
-
-
1
2
1,5%
Suka

Axonopus compresus

6
1
-
-
1,2
7
5%
Tidak Suka

terong-terong

2
-
-
-
1
2
0,7%
Tidak Suka

Panicum notatum

10
30
-
-
1,2
40
30,5%
Tidak Suka

terong-terong

2
-
-
-
1
2
1,5%
Tidak Suka

2.      Tabel 2.2 Kondisi pelindung (shelter dan cover) di Penangkaran Rusa
No
Jenis
Tinggi
DBH
k(cm)
Tajuk
K
F
TT
TBc
Pj
Pd
Ort
Ls
1
Karet
10
4,3
160
2m
-
Barat
4m
Terganggu
Shelter
2
A
6,5
4,5
64
2m
2m
Miring
4m
Rusak
Shelter
3
Pulai
8
6
87,5
2m
1,5
Lurus
3m
Rusak
Shelter
4
B
9,5
6,5
84,1
3m
1m
Lurus
4,5
Baik
Shelter
5
Nangka
12
3
118
4m
12
Lurus
108
Baik
Shelter
6
Pulai
11
4,5
98
2m
3m
Lurus
6m
Terganggu
Shelter
7
Terap
10
7
68
2m
2m
Lurus
4m
Baik
Shelter
8
C
10
2,5
74
7,5
4m
Lurus
30m
Baik
Shelter
9
Terap
10,5
3,5
85,5
6m
8m
Lurus
48m
Baik
Shelter
10
Karet
14
4,3
120
9,7
6
Lurus
58,2
Baik
Shelter
11
Terap
11
8
68
1m
1m
Lurus
1m
Rusak
Shelter
12
Rambutan hutan
12
7
69
5m
6m
Barat
30m
Terganggu
Shelter
13
Karet
11
4
121
7m
4m
Timur laut
28m
Baik
Cover
14
Jambu-jambu
11
3
140
8m
6m
Lurus
48m
Baik
Cover
15
Rambutan
12
4
108
5m
5m
Lurus
25m
Baik
Shelter
16
Marapuyan
7
5
77
3m
3m
Lurus
9m
Rusak
Shelter
17
Mangga
12
3
69
9m
6m
Lurus
54m
Baik
Shelter
18
Karet
11
5
78
7m
4m
Barat
28m
Terganggu
Shelter
19
Pulai
19
14
171
5m
4m
Lurus
20m
Terganggu
Shelter
Keterangan: TT (tinggi total); TBc (tinggi bebas cabang); DBH (diameter pohon setinggi dada); Pj (tajuk terpanjang); Pd (lebar tajuk/ yang tegak lurus); Ort (arah orientasi tajuk); Ls (luas tajuk); K = kondisi (baik, terganggu, rusak); F = fungsi (cover, shelter).
Tabel 2.3 Pengelolaan pelindung di penangkaran rusa sambar Mendalo
No.
Nama kegiatan, Uraian, dan Tingkat Keberhasilan
1
Penggunaan tanaman jarak di dekat pagar, dilakukan agar rusa tidak keluar dari areal penangkaran tersebut. Kondisi penangkaran yang tidak jauh dari pemukiman penduduk menjadi salah satu factor pemasangan pagar dilakukan guna sebagai perlindungan baik untuk rusa nya itu sendiri maupun masyarakat sekitarnya. Keberhasilanna cukup baik kaena adanya tanaman jarak tersebut.
2
Pembuatan rumah(gubuk) tempat rusa untuk berlindung didalam areal penangkaran, biasanya rusa yang berlindung didalam gubuk tersebut merupakan rusa betina. Tapi kondisi rumah gubuk tersebut sekarang sudah tidak dapat digunakan oleh rusa lagi untuk tempat berlindung.

Pemetaan pohon/ vegetasi pelindung (shelter dan cover) di penangkaran rusa Mendalo

Add caption
4.2. Pembahasan
Dari praktikum yang telah kami lakukan, di Penangkaran Rusa Sambar (Cervus unicolor) bahwa untuk pakannya ada beberapa jenis rumput  yang menjadi sumber pakan rusa, yaitu rumput jenis kawat-kawatan, rumput gajah, dan rumput kolojono. Pada dasarnya banyak jenis pakan yang bisa menjadi pakan bagi rusa sambar (Cervus unicolor) tersebut, namun memang rusa tersebut lebih menyukai jenis pakan yangbanyak mengandung air seperti pada rumput gajah, dan gulma. Menurut penjaga penangkaran rusa tersebut menyukai pakan jenis itu diesababkan karena satwa tersebut memang suka dengan pakan yang mengandung kadar air, agar mudah dicerna karena rusa merupakan satwa ruminansia. Sedangkan untuk pakan yang tidak disukai yang biasanya memiliki aroma menyengat berbeda dengan tumbuhan lainnya dan juga beberapa jenis pakan yang memiliki getah.  Kepekaan terhadap beberapa jenis tumbuhan yang memiliki racun juga bias dideteksi oleh rusa tersebut, biasanya rusa tersebut tidak akan mau diberikan pakan apabila dia tau pakan tersebut mengandung racun.
Produksivitas rumput untuk pakan rusa di penangkaran rusa sambar mendalo yang secara alami tersedia cukup tetapi perlu di tingkatkan, hal ini dikarenakan rumput yang tersedia belum sepenuhnya cukup untuk memenuhi kebutuhan pakan rusa pada saat musim kemarau tiba. Rumput lumayan banyak  hanya pada saat musim hujan karena saat musim hujan pertumbuhan rumput cenderung cepat serta memiliki kandungan air yang banyak . Permasalahan pakan yang sangat menonjol adalah ketika musim kemarau karena rumputnya tidak banyak yang tumbuh di tambah lagi rumput-rumput tersebut memiliki kadar air yang sedikit.  Dan karena ada nya jenis rumput yang tidak di sukai rusa seperti rumput cabe-cabe. Sehingga pihak pengelola perlu menambahkan pakan rumput agar kebutuhan rumput tercukupi.
Dalam habitat asli nya pasti rusa selain pakan pasti aka nada tempat berlindung, samahalnya dengan di penangkaran. Habitat pada penangkaran tersebut memang akan dibuat atau dimodifikasi sesuai dengan kondisi habitat aslinya. Pada dasarnya fungsi dari setiap jenis pelindung sama, yaitu untuk melindungi rusa dari cuaca yang ekstrim seperti terik matahari yang terlalu menyengat karena rusa tidak menyukai panas. Kulit rusa yang tipis namun ditutupi lemak membuatnya rentan terhadap sinar matahari. Tempat yang disukai rusa sebagai berlindung yaitu pohonpohon yang memiliki tajuk lebar dan rimbun, rusa tidak menyukai pohon jarak karena baunya. Dipenangkaran tersebut juga terdapat tempat karantina, namun kondisinya sedang dalam perbaikan. Selain dari  tempat untuk berlindung rusa juga memmanfaatan pohon sebagai tempat menggesekan ceranggahnya. Sehingga dibeberapa pohon ditemukan luka pada kulitnya.
Untuk jenis pelindungnya sendiri ada sekitar 13 jenis pelindung yang ada di penangkaran, 12 diantaranya merupakan pohon-pohon dan 1 lainnya adalah tempat karantina yang dibuat menyerupai kandang dari kayu-kayuan, dari sini dapat dikatakan bahwa jenis dari pelindung di penangkaran tersebut bervariasi baik jenis dan ukurannya. Dari 13 jenis tersebut rusa hanya memilih beberapa yang benar-benar dijadikn tempat berlindung, rusa memilih pohon-pohon dengan tajuk yang lebar dan rimbun karena dinilai lebih sejuk.
Selain pakan, tempat berlindung hal yang penting diperhatikan itu pengelolaan pakan dan hpelindungnya. Dalam hal ini menurut informasi dari petugas penangkaran tersebut pengelolaannya masih belum baik, hal ini dapat dilihat dari  tidak terawatnya rumput yang tumbuh  dan  menjadi pakan  rusa di penangkaran sehingga tidak dapat  mencukupi pakan rusa yang berada di penangkaran tersebut. Banyak hal yang masih peril untuk ditingkatkan yaitu   perawatan rumput alami dan penambahan rumput di penangkaran yang memiliki kadar air yang tinggi yang di sukai rusa banyak serta pemberian pakan rumput tambahan dari pihak pengelola juga perlu ditingkatkan lagi. Hal tersebut dilakukan agar mempermudah dalam pemberian pakan. Kegiatan pengelolaan pakan di penangkaran rusa sambar yang di lakukan yaitu pemberian pakan 3 kali sehari dan di lakukan pada kupul 07.00 , 13.00, dan 17.00
Dari hasil yang di dapatkan di lapangan, ada beberapa system pegelolaan yang tidak efisien yaitu pemberian rumput pada pakan rusa serta perbandingan jumlah jantan dan betina. Dimana saat musim hujan pemberian pakan cenderung terhambat karena pemberian pakan hanya dapat dilakukan setelah hujan berhenti dan pada musim kemarau rumput dengan kadar air tinggi sulit di dapat dan persaingan dalam perebutan pakan lebih tinggi karena di penangnkaran tersebut rusa jantan yang lebih mendominasi dan memerlukan pakan lebih banyak dari betina. serta pihak pengelola yang tidak efisien saat pembawaan dan pengambalilan rumput. Pihak pengelola hanya membawa rumput atau daun yang mereka ambil tadi tanpa bantuan alat atau wadah yang dapat menampung lebih banyak rumput seperti gerobak. Melainkan membawanya dengan tangan .
Idealnya dalam pengelolaan pakan ini perlu ditingkatkan lagi.dimana saat pengambilan pakan pihak pengelola sebaiknya membawa pakan tersebut dengan menggunakan alat atau wadah seperti gerobak sehingga rumput dapat lebih banyak di ambil dan di tampung serta perlu adanya perawatan rumput alami yang dilakukan. Dan perbandingan jumlah jantan dan betina yaitu 4 : 1 artinya perlu adanya peningkatan untuk jumlah rusa betina. Karena didalam penangkaran tersebut pasti akan terjadi kompetisi yang tinggi dalam hal perebutan betina.

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
            Dari hasil dan pembahasan praktikum diatas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk jenis pakan rusa sambar (Cervus unicolor) ada beberapa jenis pakan yang disukai oleh rusa tersebut salah satu contohnya yaitu rumput gajah. Dimana pakan yang disukai rusa biasanya mengandung kadar air yang cukup tinggi, sedangkan untuk jenis pakan yang berbau dan bergetah beberapa jeninya cenderung tidak disukai oleh rusa sambar di penangkaran tersebut. Untuk daya dukung pakan nya sendiri masih perlu untuk ditingkatkan terutama pada musim kemarau, biasanya akan terjadi penurunana jumlah pakan yang tersedia.
            Jenis dan karakteristik pelindung disana cukup banyak salah terdiri dari beberapa pohon dan tiang didominasi oleh karet, terap, dan lainnya. Dan juga untuk cover lainnya didalma penangkaran juga dibuat pondokan berupa karantina, sebgai tempat berlindung bagi rusa tersebut. Pengolaaan pada penangkaran sendiri masih perlu ditingkatkan lagi missal dari segi pagar yang ada pada penangkaran dan juga peningkatan jenis kelamin rusa tersebut. Karena antara betina dan jantan perbandingannya terlihat cuku signifikan.

5.2. Saran
Ketelitian dalam mengambil data dan menganalisikan data pakan tersebut dan juga peningkatan pengelolaan rusa sambar yang ada di penangkaran.








DAFTAR PUSTAKA

Afzalani *, R. A. Muthalib & E. Musnandar. 2008. Preferensi Pakan, Tingkah Laku Makan dan Kebutuhan Nutrien Rusa Sambar (Cervus unicolor) dalam Usaha Penangkaran di Provinsi Jambi. Jurnal Publikasi. Media Peternakan, Agustus, hlm. 114-121.

Vina Sita dan Aunurohim. 2013. Tingkah Laku Makan Rusa Sambar  (Cervus unicolor) dalam Konservasi Ex-situ di Kebun Binatang Surabaya. JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print). Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya.

http://digilib.unila.ac.id/18334/2/3%20PENDAHULUAN.pdf diakses tanggal 9 maret 2016.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh cerpen, pengalaman orang lain

Menenangkan Otak serta Pikiran

Cerita Rakyat : gunung telunjuk