LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN SATWA LIAR DAN DINAMIKA POPULASI 2
LAPORAN
PRAKTIKUM
MANAJEMEN
SATWA LIAR DAN DINAMIKA POPULASI
“Analisis
Pakan dan Pelindung (Cover dan Shelter) Rusa Sambar (Cervus unicolor) di Penangkaran Mendalo”
Oleh
:
Nur
Apriyani Stella
D1D013052
B,
VI
Dosen
Pengampu
Drs.
Asrizal Paiman, M.Si
Novriyanti,
S.Hut, M.Si
Cory
Wulan, S.Hut, M.Si
JURUSAN
KEHUTANAN
FAKULTAS
KEHUTANAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2016
ABSTRAK
Rusa
Sambar (Cervus unicolor) merupakan
salah satu jenis (spesies) Rusa besar yang ada di Indonesia, penyebaran
populasi Rusa Sambar ini terdapat di dua pulau besar yaitu Pulau Sumatera dan
Pulau Kalimantan. .Satwa tersebut dilindungi oleh Pemerintah berdasarkan PP no
7 tahun 1999, namun kini keberadaan nya di alam mengalami penurunan yang
drastis akibat berbagai macam tekanan. Penangkaran Rusa Sambar (Cervus unicolor) merupakan awal dari
usaha pemanfaatan secara menyeluruh, sebelum berkembang lebih lanjut. Kondisi
pakan dan pelindung (cover dan shelter) dalam penangkaran dengan habitat
aslinya akan memiliki beberapa perbedaan. untuk jenis pakan rusa sambar (Cervus unicolor) ada beberapa jenis
pakan yang disukai oleh rusa tersebut salah satu contohnya yaitu rumput gajah.
Dimana pakan yang disukai rusa biasanya mengandung kadar air yang cukup tinggi,
sedangkan untuk jenis pakan yang berbau dan bergetah beberapa jeninya cenderung
tidak disukai oleh rusa sambar di penangkaran tersebut. Untuk daya dukung pakan
nya sendiri masih perlu untuk ditingkatkan terutama pada musim kemarau,
biasanya akan terjadi penurunana jumlah pakan yang tersedia. Jenis dan karakteristik pelindung disana
cukup banyak salah terdiri dari beberapa pohon dan tiang didominasi oleh karet,
terap, dan lainnya. Dan juga untuk cover lainnya didalma penangkaran juga
dibuat pondokan berupa karantina, sebgai tempat berlindung bagi rusa tersebut.
Keyword
: Rusa Sambar, Pakan, Cover, Shelter, Pengelolaan
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Rusa Sambar (Cervus unicolor) merupakan salah satu
jenis (spesies) Rusa besar yang ada di Indonesia, penyebaran populasi Rusa
Sambar ini terdapat di dua pulau besar yaitu Pulau Sumatera dan Pulau
Kalimantan. Satwa tersebut dilindungi oleh Pemerintah berdasarkan PP no 7 tahun
1999, namun kini keberadaan nya di alam mengalami penurunan yang drastis akibat
berbagai macam tekanan. Semakin luasnya pembukaan kawasan hutan menjadi
non-hutan yang menyebabkan habitat rusa sambar semakin tersedak, selain itu
perburuan liar yang terus berlangsung semakin mempercepat penurunan populasi rusa sambar di habitat alaminya.
Dalam upaya untuk
mengurangi tekanan-tekanan yang terjadi pada kehidupan Rusa Sambar (Cervus unicolor) di habitat alaminya,
terutama akibat perburuan liar maka perlunya ditingkatkan kegiatan-kegiatan
konservasi ex-situ yang salah satu diantaranya melalui kegiatan penangkaran
Rusa Sambar (Cervus unicolor).
Seperti dalam undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya, menyatakan bahwa pemanfaatan hidupan liar
dimungkinkan dilakukan baik dalam bentuk pengkajian, penelitian dan
pengembangan, penangkaran, perburuan, perdagangan, peragaan, pertukaran,
budidaya tanaman obat-obatan atau pemeliharaan secara keseluruhan. Penangkaran
Rusa Sambar (Cervus unicolor)
merupakan awal dari usaha pemanfaatan secara menyeluruh, sebelum berkembang
lebih lanjut. Kondisi pakan dan pelindung (cover dan shelter) dalam penangkaran
dengan habitat aslinya akan memiliki beberapa perbedaan.
1.2.Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk :
-
Mengidentifikasikan jenis-jenis pakan
Rusa Sambar
-
Mengetahui bagaimana cara pengelolaan
pakan dan menganalisis daya dukung pakannya
-
Mengetahui jenis pelindung,
karakteristik dan fungsi jenis pelindung dari rusa
-
Mempelajari bagaimana pengelolaan
pelindung dan evaluasikan kecukpan pelindung
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.Rusa
Sambar (Cervus unicolor)
Rusa
Sambar (Cervus unicolor) merupakan
salah satu dari empat jenis rusa yang ada di Indonesia selain Rusa Timor ( Cervus timorensis), Rusa Bawean (Axis Kuhlii) dan Rusa Muntjak (Muntiacus muntjak). Saat ini terdapat
kurang lebihnya ada 16 genus, 38 species dan 189 sub species rusa yang tersebar
di seluruh dunia. Rusa di Indonesia tersebar mulai dari pulau Sumatera, pulau
Kalimantan, Belitung, Siberut, Sipora, Nias Pulau Laut, Bangeuy, dan
Blambangan.
Klasifikasi
ilmiah dari Rusa Sambar
Kingdom
: Animalia
Filum :
Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Artiodactyla
Famili
: Cervidae
Genus
: Cervus
Species
: Cervus unicolor
Rusa
Sambar (Cervus unicolor) merupakan
jenis rrusa yang memiliki ukuran badan nya paling dibandingkan dengan jenis
rusa lainnya. Memiliki bulu yang agak kasar dengan warna bevariasi antara
coklat, coklat-kehitaman hingga cokelat-kemerahan, berat tubuhnya berkisar
antara 180 – 300 kg, betina 150 -200 kg dan pada saat lahirnya sekitar 5-8 kg.
sedangkan tingginya mulai ujung kaki sampai pundak, yang jantan kurang lebih
127 cm betina 115 cm (Semiadi, 1998). Di habitat alaminya, rusa jantan lebih
menyukai hidup menyendiri (solitare) sedangkan untuk yang betina membentuk
kelompok keluarga dengan anggota keluarga terdiri dari hingga satu dua ekor
anak-anaknya baik yang dilahirkan maupun hasil kelahiran tahun sebelumnya.
Warna
bulu rusa sambar jantan umumnya coklat dengan variasi agak kehitaman (gelap)
pada yang tua. Ekor rusa sambar agak pendek dan tertutup bulu Universitas
Sumatera Utara yang lebih panjang dibandingkan bulu pada badan rusa. Bulu rusa
Sambar kasar dan tidak terlalu rapat. Pada daerah leher bagian lateral, bulu
membentuk suatu surai/malai (mane). Perubahan warna bulu dari coklat cerah
menjadi lebih gelap, khususnya pada yang jantan dominan, sering terlihat
bersamaan dengan masuknya pejantan ke masa aktif reproduksi (Semiadi, 2004
tidak dipublikasi).
Rusa
mempunyai ranggah yang spesifik terdiri atas jaringan kartilago yang berbeda
secara struktural dengan tanduk yang terdiri atas jaringan keratin. Bentuk dan
struktur ranggah rusa spesifik untuk tiap spesies. Pada rusa sambar struktur
ranggah terdiri atas cabang pertama yang letaknya paling bawah disebut brow
tines, sedang cabang kedua dengan dua ujung masing-masing inner top tines yang
terletak dibagian dalam dan outer top tines di bagian luar (Anderson, 1978).
2.2.Habitat Rusa Sambar
Habitat
alami rusa terdiri atas beberapa tipe vegetasi seperti savana yang dimanfaatkan
sebagai sumber pakan dan vegetasi hutan yang tidak terlalu rapat untuk tempat
bernaung (istirahat), kawin dan menghindarkan diri dari predator. Hutan sampai
ketinggian 2.600 m di atas permukaan laut dengan padang rumput merupakan
habitat yang paling disukai oleh rusa terutama jenis Cervus timorensis, kecuali
Cervus unicolor yang sebagian besar aktivitas hariannya dilakukan pada daerah
payau (Garsetiasih, dan Mariana 2007).
Daerah
habitat asli rusa sambar berupa daerah payau atau berair, namun dengan
berkembangnya wilayah perkebunan kelapa sawit di habitat rusa sambar, ternyata
rusa mampu bertahan dan terbukti dapat berkembang dengan baik (Semiadi, 2004
pengamatan pribadi). Habitat penangkaran berbeda dengan habitat alami.
Berdasarkan ciri habitatnya, pada habitat penangkaran terdapat peningkatan
nutrisi, bertambahnya persaingan intraspesifik untuk memperoleh makanan,
berkurangnya pemangsaan oleh predator alami, berkurangnya penyakit dan parasit serta
meningkatnya kontak dengan manusia (Grier dan Burk, 1992).
Pakan
merupakan komponen habitat yang paling penting, ketersediaan pakan berhubungan
erat dengan perubahan musim, biasanya di musim hujan pakan berlimpah sedangkan
di musim kemarau pakan berkurang. Makanan pokok rusa adalah hijauan berupa
daun-daunan dan rumput-rumputan yang ketersediaannya kadang-kadang terbatas
terutama di penangkaran sehingga dibutuhkan pakan tambahan (Garsetiasih, dan
Mariana 2007). Namun guna mencapai produksi yang maksimal, penambahan
konsentrat sebagai bentuk formulasi ransum pada makanan rusa merupakan satu
usaha pemenuhan kebutuhan nutrisi yang berkorelasi pada peningkatan produksi
dan juga satu bentuk usaha domestikasi rusa dari segi pakannya.
BAB
III
METODELOGI
3.1.Waktu
dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dalam
pelaksanaan praktikum Manajemen Satwa Liar Dan Dinamika Populasi ini mengenai
tentang”Analisis Pakan dan Pelindung (Cover dan Shelter) Rusa Sambar(Cervus unicolor) Di Penangkaran Rusa
Mendalo Darat adalah :
Hari : Senin, 29 February 2016
Waktu : Pukul 13.00 s/d selesai
Tempat : Penangkaran Rusa Sambar(Cervus unicolor) Di Mendalo Darat Kecamatan
Jambi Luar kota Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi.
3.2.Alat
dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan
dalam melaksanakan praktikum Manajemen Satwa Liar Dan Dinamika Populasi ini
mengenai tentang” Analisis Pakan dan Pelindung (Cover dan Shelter) Rusa Sambar(Cervus unicolor) Di Penangkaran Rusa
Mendalo Darat adalah :
• Alat tulis
• Camera
• Alat perekam/handphone
• Tali rafia
• Meteran kain
• Patok
• Rusa sambar(Cervus unicolor) sebagai
objek
3.3.Jenis
data yang diambil
Jenis
data yang diambil dalam praktikum ini yaitu pakan rusa sambar(yang mencakup
jenisnya, pengelolaan,daya dukung), pelindung rusa sambar(yang mencakup jenis
pelindung, fungsi jenis pelindung satwa,pengelolaan dan kecukupan pelindung
satwa rusa).
3.4.Metode
pengambilan data
Pengambilan
data pada penangkaran rusa sambar (Cervus
unicolor) dilakukan dengan cara bergerak dalam kata lain yaitu mengamati sendiri
seperti pakan yang diberi oleh pengelola rusa sambar kepada satwa rusa
sambar(diluar pagar). Metode lainnya yang dilakukan yaitu :
·
Inventarisasi
Menginven seluruh
vegetasi baik itu pohon yang ada didalam penangkaran dengan cara membuat 4 plot
yang berukuran 1 plot 50m x 50m
·
Wawancara
Melakukan tanya jawab
langsung kepada pengelola rusa sambar untuk memperjelas pengamatan yang
sebelumnya dilakukan perkelompok
·
Dokumentasi
Dokumentasi
dilakukan dengan cara pengambilan foto/gambar rusa yang ada di dalam
kandang yang berkaitan dengan kondisi
habitat, pakannya serta cover rusa sambar
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
1. Tabel 2.1 Jenis-jenis rumput yang
terdapat di Penangkaran Rusa Mendalo
No.
|
Jenis rumput
|
Pakan/bukan
|
Jumlah individu pada plot ke-
|
total
|
%penutupan lahan
|
Tingkat Kesukaan Rusa
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
plot
|
Individu
|
|
|||||||
1.
|
Melastoma
malabathricum
|
|
|
|
|
4
|
4
|
4
|
3%
|
Tidak Suka
|
|||
2.
|
Melastoma
candidum
|
|
|
2
|
|
|
2
|
2
|
1,5%
|
Tidak Suka
|
|||
3.
|
Ageratum
conyzoides
|
|
1
|
|
|
|
1
|
1
|
0,7%
|
Tidak Suka
|
|||
4.
|
Oxalis
barrelieri
|
|
|
|
|
6
|
4
|
6
|
4,5%
|
Suka
|
|||
5.
|
Cynodon
dactylon
|
|
Banyak
|
1,2,3,4
|
Banyak
|
-
|
Suka
|
||||||
6.
|
Puring
|
|
1
|
|
|
|
1
|
1
|
0,7%
|
Tidak Suka
|
|||
7.
|
Nanas hias
|
|
1
|
|
|
|
1
|
1
|
0,7%
|
Tidak Suka
|
|||
8.
|
Alamanda
|
|
1
|
|
|
|
1
|
1
|
0,7%
|
Tidak Suka
|
|||
9.
|
Carica papaya
|
|
1
|
|
|
|
1
|
1
|
0,7%
|
Suka
|
|||
10.
|
Jambu-jambuan
|
|
1
|
|
|
|
1
|
1
|
0,7%
|
Tidak Suka
|
|||
|
rimbang
|
|
1
|
|
|
|
1
|
1
|
0,7%
|
Tidak Suka
|
|||
|
Cabe-cabe
|
|
14
|
27
|
-
|
-
|
1,2
|
41
|
31%
|
Suka
|
|||
|
Seruni
|
|
18
|
-
|
-
|
-
|
1
|
18
|
13,7%
|
Tidak Suka
|
|||
|
Kangkung-kangkungan
|
|
2
|
-
|
-
|
-
|
1
|
2
|
1,5%
|
Suka
|
|||
|
Axonopus compresus
|
|
6
|
1
|
-
|
-
|
1,2
|
7
|
5%
|
Tidak Suka
|
|||
|
terong-terong
|
|
2
|
-
|
-
|
-
|
1
|
2
|
0,7%
|
Tidak Suka
|
|||
|
Panicum notatum
|
|
10
|
30
|
-
|
-
|
1,2
|
40
|
30,5%
|
Tidak Suka
|
|||
|
terong-terong
|
|
2
|
-
|
-
|
-
|
1
|
2
|
1,5%
|
Tidak Suka
|
|||
2.
Tabel
2.2 Kondisi pelindung (shelter dan cover) di Penangkaran Rusa
No
|
Jenis
|
Tinggi
|
DBH
k(cm)
|
Tajuk
|
K
|
F
|
||||
TT
|
TBc
|
Pj
|
Pd
|
Ort
|
Ls
|
|||||
1
|
Karet
|
10
|
4,3
|
160
|
2m
|
-
|
Barat
|
4m
|
Terganggu
|
Shelter
|
2
|
A
|
6,5
|
4,5
|
64
|
2m
|
2m
|
Miring
|
4m
|
Rusak
|
Shelter
|
3
|
Pulai
|
8
|
6
|
87,5
|
2m
|
1,5
|
Lurus
|
3m
|
Rusak
|
Shelter
|
4
|
B
|
9,5
|
6,5
|
84,1
|
3m
|
1m
|
Lurus
|
4,5
|
Baik
|
Shelter
|
5
|
Nangka
|
12
|
3
|
118
|
4m
|
12
|
Lurus
|
108
|
Baik
|
Shelter
|
6
|
Pulai
|
11
|
4,5
|
98
|
2m
|
3m
|
Lurus
|
6m
|
Terganggu
|
Shelter
|
7
|
Terap
|
10
|
7
|
68
|
2m
|
2m
|
Lurus
|
4m
|
Baik
|
Shelter
|
8
|
C
|
10
|
2,5
|
74
|
7,5
|
4m
|
Lurus
|
30m
|
Baik
|
Shelter
|
9
|
Terap
|
10,5
|
3,5
|
85,5
|
6m
|
8m
|
Lurus
|
48m
|
Baik
|
Shelter
|
10
|
Karet
|
14
|
4,3
|
120
|
9,7
|
6
|
Lurus
|
58,2
|
Baik
|
Shelter
|
11
|
Terap
|
11
|
8
|
68
|
1m
|
1m
|
Lurus
|
1m
|
Rusak
|
Shelter
|
12
|
Rambutan
hutan
|
12
|
7
|
69
|
5m
|
6m
|
Barat
|
30m
|
Terganggu
|
Shelter
|
13
|
Karet
|
11
|
4
|
121
|
7m
|
4m
|
Timur laut
|
28m
|
Baik
|
Cover
|
14
|
Jambu-jambu
|
11
|
3
|
140
|
8m
|
6m
|
Lurus
|
48m
|
Baik
|
Cover
|
15
|
Rambutan
|
12
|
4
|
108
|
5m
|
5m
|
Lurus
|
25m
|
Baik
|
Shelter
|
16
|
Marapuyan
|
7
|
5
|
77
|
3m
|
3m
|
Lurus
|
9m
|
Rusak
|
Shelter
|
17
|
Mangga
|
12
|
3
|
69
|
9m
|
6m
|
Lurus
|
54m
|
Baik
|
Shelter
|
18
|
Karet
|
11
|
5
|
78
|
7m
|
4m
|
Barat
|
28m
|
Terganggu
|
Shelter
|
19
|
Pulai
|
19
|
14
|
171
|
5m
|
4m
|
Lurus
|
20m
|
Terganggu
|
Shelter
|
Keterangan: TT (tinggi total); TBc
(tinggi bebas cabang); DBH (diameter pohon setinggi dada); Pj (tajuk
terpanjang); Pd (lebar tajuk/ yang tegak lurus); Ort (arah orientasi tajuk); Ls
(luas tajuk); K = kondisi (baik, terganggu, rusak); F = fungsi (cover, shelter).
Tabel
2.3 Pengelolaan pelindung di penangkaran rusa sambar Mendalo
No.
|
Nama kegiatan,
Uraian, dan Tingkat Keberhasilan
|
1
|
Penggunaan
tanaman jarak di dekat pagar, dilakukan agar rusa tidak keluar dari areal
penangkaran tersebut. Kondisi penangkaran yang tidak jauh dari pemukiman
penduduk menjadi salah satu factor pemasangan pagar dilakukan guna sebagai
perlindungan baik untuk rusa nya itu sendiri maupun masyarakat sekitarnya.
Keberhasilanna cukup baik kaena adanya tanaman jarak tersebut.
|
2
|
Pembuatan
rumah(gubuk) tempat rusa untuk berlindung didalam areal penangkaran, biasanya
rusa yang berlindung didalam gubuk tersebut merupakan rusa betina. Tapi
kondisi rumah gubuk tersebut sekarang sudah tidak dapat digunakan oleh rusa
lagi untuk tempat berlindung.
|
Pemetaan
pohon/ vegetasi pelindung (shelter dan cover) di penangkaran rusa Mendalo
![]() |
Add caption |
4.2.
Pembahasan
Dari praktikum yang
telah kami lakukan, di Penangkaran Rusa Sambar (Cervus unicolor) bahwa untuk pakannya
ada beberapa jenis rumput yang menjadi
sumber pakan rusa, yaitu rumput jenis kawat-kawatan, rumput gajah, dan rumput
kolojono. Pada dasarnya banyak jenis pakan yang bisa menjadi pakan bagi rusa
sambar (Cervus unicolor) tersebut,
namun memang rusa tersebut lebih menyukai jenis pakan yangbanyak mengandung air
seperti pada rumput gajah, dan gulma. Menurut penjaga penangkaran rusa tersebut
menyukai pakan jenis itu diesababkan karena satwa tersebut memang suka dengan pakan
yang mengandung kadar air, agar mudah dicerna karena rusa merupakan satwa
ruminansia. Sedangkan untuk pakan yang tidak disukai yang biasanya memiliki
aroma menyengat berbeda dengan tumbuhan lainnya dan juga beberapa jenis pakan
yang memiliki getah. Kepekaan terhadap
beberapa jenis tumbuhan yang memiliki racun juga bias dideteksi oleh rusa
tersebut, biasanya rusa tersebut tidak akan mau diberikan pakan apabila dia tau
pakan tersebut mengandung racun.
Produksivitas rumput
untuk pakan rusa di penangkaran rusa sambar mendalo yang secara alami tersedia cukup
tetapi perlu di tingkatkan, hal ini dikarenakan rumput yang tersedia belum
sepenuhnya cukup untuk memenuhi kebutuhan pakan rusa pada saat musim kemarau
tiba. Rumput lumayan banyak hanya pada
saat musim hujan karena saat musim hujan pertumbuhan rumput cenderung cepat serta
memiliki kandungan air yang banyak . Permasalahan pakan yang sangat menonjol
adalah ketika musim kemarau karena rumputnya tidak banyak yang tumbuh di tambah
lagi rumput-rumput tersebut memiliki kadar air yang sedikit. Dan karena ada nya jenis rumput yang tidak di
sukai rusa seperti rumput cabe-cabe. Sehingga pihak pengelola perlu menambahkan
pakan rumput agar kebutuhan rumput tercukupi.
Dalam
habitat asli nya pasti rusa selain pakan pasti aka nada tempat berlindung,
samahalnya dengan di penangkaran. Habitat pada penangkaran tersebut memang akan
dibuat atau dimodifikasi sesuai dengan kondisi habitat aslinya. Pada dasarnya
fungsi dari setiap jenis pelindung sama, yaitu untuk melindungi rusa dari cuaca
yang ekstrim seperti terik matahari yang terlalu menyengat karena rusa tidak
menyukai panas. Kulit rusa yang tipis namun ditutupi lemak membuatnya rentan
terhadap sinar matahari. Tempat yang disukai rusa sebagai berlindung yaitu
pohonpohon yang memiliki tajuk lebar dan rimbun, rusa tidak menyukai pohon
jarak karena baunya. Dipenangkaran tersebut juga terdapat tempat karantina,
namun kondisinya sedang dalam perbaikan. Selain dari tempat untuk berlindung rusa juga
memmanfaatan pohon sebagai tempat menggesekan ceranggahnya. Sehingga dibeberapa
pohon ditemukan luka pada kulitnya.
Untuk
jenis pelindungnya sendiri ada sekitar 13 jenis pelindung yang ada di
penangkaran, 12 diantaranya merupakan pohon-pohon dan 1 lainnya adalah tempat
karantina yang dibuat menyerupai kandang dari kayu-kayuan, dari sini dapat
dikatakan bahwa jenis dari pelindung di penangkaran tersebut bervariasi baik
jenis dan ukurannya. Dari 13 jenis tersebut rusa hanya memilih beberapa yang
benar-benar dijadikn tempat berlindung, rusa memilih pohon-pohon dengan tajuk
yang lebar dan rimbun karena dinilai lebih sejuk.
Selain
pakan, tempat berlindung hal yang penting diperhatikan itu pengelolaan pakan
dan hpelindungnya. Dalam hal ini menurut informasi dari petugas penangkaran
tersebut pengelolaannya masih belum baik, hal ini dapat dilihat
dari tidak terawatnya rumput yang
tumbuh dan menjadi pakan
rusa di penangkaran sehingga tidak dapat
mencukupi pakan rusa yang berada di penangkaran tersebut. Banyak hal
yang masih peril untuk ditingkatkan yaitu
perawatan rumput alami dan penambahan rumput di penangkaran yang
memiliki kadar air yang tinggi yang di sukai rusa banyak serta pemberian pakan
rumput tambahan dari pihak pengelola juga perlu ditingkatkan lagi. Hal tersebut
dilakukan agar mempermudah dalam pemberian pakan. Kegiatan pengelolaan pakan di
penangkaran rusa sambar yang di lakukan yaitu pemberian pakan 3 kali sehari dan
di lakukan pada kupul 07.00 , 13.00, dan 17.00
Dari hasil yang di
dapatkan di lapangan, ada beberapa system pegelolaan yang tidak efisien yaitu
pemberian rumput pada pakan rusa serta perbandingan jumlah jantan dan betina.
Dimana saat musim hujan pemberian pakan cenderung terhambat karena pemberian
pakan hanya dapat dilakukan setelah hujan berhenti dan pada musim kemarau
rumput dengan kadar air tinggi sulit di dapat dan persaingan dalam perebutan
pakan lebih tinggi karena di penangnkaran tersebut rusa jantan yang lebih
mendominasi dan memerlukan pakan lebih banyak dari betina. serta pihak
pengelola yang tidak efisien saat pembawaan dan pengambalilan rumput. Pihak
pengelola hanya membawa rumput atau daun yang mereka ambil tadi tanpa bantuan
alat atau wadah yang dapat menampung lebih banyak rumput seperti gerobak.
Melainkan membawanya dengan tangan .
Idealnya dalam pengelolaan
pakan ini perlu ditingkatkan lagi.dimana saat pengambilan pakan pihak pengelola
sebaiknya membawa pakan tersebut dengan menggunakan alat atau wadah seperti
gerobak sehingga rumput dapat lebih banyak di ambil dan di tampung serta perlu
adanya perawatan rumput alami yang dilakukan. Dan perbandingan jumlah jantan
dan betina yaitu 4 : 1 artinya perlu adanya peningkatan untuk jumlah rusa
betina. Karena didalam penangkaran tersebut pasti akan terjadi kompetisi yang
tinggi dalam hal perebutan betina.
BAB
V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan praktikum diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa untuk jenis pakan rusa sambar (Cervus unicolor) ada beberapa jenis pakan yang disukai oleh rusa
tersebut salah satu contohnya yaitu rumput gajah. Dimana pakan yang disukai
rusa biasanya mengandung kadar air yang cukup tinggi, sedangkan untuk jenis
pakan yang berbau dan bergetah beberapa jeninya cenderung tidak disukai oleh
rusa sambar di penangkaran tersebut. Untuk daya dukung pakan nya sendiri masih
perlu untuk ditingkatkan terutama pada musim kemarau, biasanya akan terjadi
penurunana jumlah pakan yang tersedia.
Jenis dan karakteristik pelindung disana cukup banyak
salah terdiri dari beberapa pohon dan tiang didominasi oleh karet, terap, dan
lainnya. Dan juga untuk cover lainnya didalma penangkaran juga dibuat pondokan
berupa karantina, sebgai tempat berlindung bagi rusa tersebut. Pengolaaan pada
penangkaran sendiri masih perlu ditingkatkan lagi missal dari segi pagar yang
ada pada penangkaran dan juga peningkatan jenis kelamin rusa tersebut. Karena
antara betina dan jantan perbandingannya terlihat cuku signifikan.
5.2.
Saran
Ketelitian dalam
mengambil data dan menganalisikan data pakan tersebut dan juga peningkatan
pengelolaan rusa sambar yang ada di penangkaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Afzalani *, R. A. Muthalib & E. Musnandar. 2008. Preferensi Pakan, Tingkah Laku Makan dan
Kebutuhan Nutrien Rusa Sambar (Cervus unicolor) dalam Usaha Penangkaran di
Provinsi Jambi. Jurnal Publikasi. Media Peternakan, Agustus, hlm. 114-121.
Vina Sita dan Aunurohim. 2013. Tingkah Laku Makan Rusa Sambar (Cervus unicolor) dalam Konservasi Ex-situ di
Kebun Binatang Surabaya. JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013)
2337-3520 (2301-928X Print). Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya.
http://digilib.unila.ac.id/18334/2/3%20PENDAHULUAN.pdf
diakses tanggal 9 maret 2016.
Komentar
Posting Komentar